DESA MELUNG


Profil Desa Hutan


I.             SEJARAH DESA

Cerita atau legenda rakyat tentang desa Melung adanya Syech R. Abdulrahman (Kyai Melung) sebagai pendiri dan sesepuh desa Melung yang tidak tercatat dalam dokumen sejarah terjadinya desa Melung  namun diceritakan secara turun temurun. Cerita yang turun temurun terus tersebut dilakukan orang tua kepada anak-anaknya atau generasi penerusnya tidak lepas dari sejarah kadipaten Pasir Luhur, sebagai tempat persinggahan dan perlintasan R. Kamandaka dan para prajurit Kadipaten Pasir Luhur. Pada suatu saat para prajurit dalam perlintasannya mendengar  adanya ayam R. Kamandaka berkokok dikejauhan yang sangat keras bunyinya (melung-melung) disuatu wilayah maka sumber suara ayam berkokok itu ditandai sebagai daerah Melung yang dahulu masuk kedalam Kecamatan Kebumen dan baru sekitar tahun 1955-an dimasukkan kedalam Kecamatan Kedungbanteng. Lalu versi kedua adalah dengan adanya R. Singo Guna yang merupakan keturunan dari R. Honggo Wongso putra dari R. Klapa Aking atau R. Kolopaking.  R. Honggo Wangsa menurunkan R. Niti Menggolo kemudian R. Niti Menggolo menurunkan anak bernama R. Kalioso (Syech Abdul Djalal) lalu menurunan anak bernama R. Singo Guna yang hidup di desa Melung.  Setelah itu masuk lagi keturunan Kakak R. Singo Guna yaitu R. Suro Handoko dan R. Suro Menggolo.  Putra R. Suro Handoko yang bernama R. Sagi (R. Wirya Dikrama) memimpin desa Melung.  
Pada jaman penjajahan Belanda desa Melung merupakan kebun kopi yang sangat luas dan terkenal di negara Belanda dengan kopi kampungnya, seiring wilayah tersebut yang memiliki potensi sumber daya air yang melimpah maka pada tahun 1928 didirikan PLTA Ketenger yang sesungguhnya berada di Desa Melung.
Pada masa penjajahan Belanda dan Jepang yang tercatat sejak   tahun 1905 sampai dengan tahun 1940 Kepala Desa yang sejak jaman dahulu disebut Lurah dipimpin oleh Suradirana. Setelah masa kemerdekaan maka kepemimpinan digantikan oleh Mulyadirana lalu dilanjutkan dengan Wiryo Sukatmo.  Pembangunan yang dihasilkan tidak tercatat  karena sumber daya manusia yang ada sangatlah kurang pada masa itu.  Selanjutnya kepemimpinan desa Melung adalah :
a.            Mursidi
Memegang jabatan hampir 20 tahun, bersama sekretaris desanya  tewas  dibunuh pemberontak DI/TII Darul Islam yang berada di Desa Melung, karena desa Melung dijadikan tempat pelarian dan persembunyian para pemberontak DI/TII pimpinan Kartosuwiryo.
Hasil pembangunan yang dicapai belum begitu nampak karena masyarakat kondisi pada saat itu banyak pemberontakan yang terjadi sejalan dengan sejarah bangsa Indonesia adanya pemberontakan G30S/PKI dan pemberontakan DI/TII.
b.            Martareja
Pembangunan baru dapat dilaksanakan setelah tahun 1965 pada saat Desa Melung dipimpin oleh lurah Martareja yang dilakukan yaitu :
-            Pembukaan jalan setapak menjadi jalan besar antara desa Melung sampaii desa Windujaya
-            Jalan antara Kaliputra sampai dengan desa Kutaliman.
-            Pembangunan kantor dan balai desa.
-            Pembangunan lapangan desa.
c.             Slamet
Memegang jabatan dari tahun 1992 –1994 cukup banyak adanya pembangunan hanya melanjutkan kerja dari Lurah terdahulunya. Pembangunan yang telah dilaksanakan adalah :
-            Pembangunan dam Watugayong.
-            Pembangunan WC/kamar mandi umum.
-            Pembangunan pasar desa.
-            Pembangunan listrik masuk desa.
d.            Sirun Ahmad Mahudin
Menjadi Kepala Desa dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2002 dengan hasil pembangunan berupa :
-            Pembangunan sarana air bersih
-            Pembangunan jembatan kali Manggis yang menghubungkan jalur gerumbul l Melung dengan Selarendeng.
-            Pengerasan jalan Selarendeng sampai desa Kalikesur.

II.           KEADAAN UMUM :

Desa Melung adalah desa pinggir hutan dengan  bercirikan sebagaimana desa pinggir hutan pada umumnya merupakan desa dengan sumber daya manusia yang masih rendah dan tingkat ekonomi yang juga rendah serta termasuk desa dengan kategori Instruksi Desa Tertinggal (IDT), ketergantungan dengan hutan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan penduduk Desa Melung.

2.1.        Luas wilayah :
-   Luas wilayah desa Melung 1.320,634 Ha
-   Luas wilayah terdiri dari :
No
Penggunaan lahan
Jumlah (Ha)
1.
Persawahan
    61,250
2.
Pemukiman
    87,450
3.
Peekebunan/hutan rakyat
  131,409
4.
Perikanan
      1,058
5.
Pangkuan desa hutan negara
  318,190
6.
Pendidikan
       0,420
7.
Perkantoran
       0,175
8.
Lapangan
       0,210
9.
Kuburan
       1,420
10.
Tempat peribatan
       0,022
11.
Lain-lain
       3,030
12
Hutan rimba
   700,250
Jumlah
1.320,634
Sumber : Database sekunder Desa Melung 2009
                          
2.2.        Tanah Banda Desa :
a.    Tanah Sawah              : 18,45            Ha
b.    Tanah Pekarangan    :   1,58            Ha
c.    Kolam                            :   0,00            Ha
d.    Lain-lain                       :   0,21            Ha

2.3.        Batas wilayah :
-       Sebelah Barat berbatasan dengan desa Windujaya
-       Sebelah Timur berbatasan dengan desa Ketenger dan desa Karangtengah
-       Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Kutaliman dan desa Kalikesur.
-       Sebelah Utara berbatasan dengan hutan Perum PERHUTANI.

2.4.        Bentuk wilayah :
-       Berbukit sampai bergunung 40 %.
-       Suhu maksimum 29 0C,   suhu minimum  21 0C
-       Kelembanan rata-rata 70 -90 %

2.5.        Curah hujan :
-       Jumlah hari hujan yang terbanyak rata-rata 295 hari
-       Banyaknya curah hujan rata-rata 3.200 mm/tahun.
-       Tinggi tempat rata-rata 600 dpl.

III.          PEMERINTAHAN :

3.1.        Jarak pusat pemerintahan dengan :
-  Desa/kelurahan terjauh                          :  16 Km
                                    Lama tempuh                                   :  30 menit
-  Pusat kedudukan kecamatan               :    9 Km
                                    Lama tempuh                                   :  15 menit
-  Ibukota Kabupaten                                  :  20 Km
                                    Lama tempuh                                   :  30 menit
-  Ibukota Propinsi                                       :  298 Km
                                    Lama tempuh                                   :  7 jam

3.2.     Wilayah bawahan terdiri dari :
a.    Kepala Dusun I membawahi Gerumbul Depok dan Kaliputra
b.    Kepala Dusun II membawahi gerumbul Melung dan Selarendeng

3.3.     Jumlah Rukun Warga ada 4 buah terdiri dari :
a.    Gerumbul Depok adalah RW 1.
b.    Gerumbul Kaliputra adalah RW 2
c.     Gerumbul Melung adalah RW 3
d.    Gerumbul Selarendeng adalah RW 4.

3.4.     Jumlah Rukun Tetangga ada 17 buah terdiri dari
a.    Gerumbul Depok ada 4 RT :  RT 01, RT 02, RT 03 dan RT 04
b.    Gerumbul Kaliputra ada 3 RT :  RT 01, RT 02, RT 03, RT 04 dan RT 05
c.     Gerumbul Melung ada 3 RT :  RT 01, RT 02, RT 03. RT 04 dan RT 05
d.    Gerumbul Selarendeng ada 3 RT :  RT 01, RT 02 dan RT 03.    

3.5.     Jumlah Perangkat Desa sebanyak  9 orang terdiri dari :
-         Kepala Desa                                            :  A. Budi Satrio
-         Sekretaris Desa                                      :  M. Soim Fathurrohim
-         Bendahara Desa                                                :  S.B. Margino
-         Staf Umum                                               :  Timbul Yulianto
-        Kepala Dusun I                                        :  Natim
-         Kepala Dusun II                                      :  Narwin
-         Kasi. Pemerintahan dan Trantib          :  Sulastri
-         Kasi. Pembangunan                              :  Amin Rukyat
-         Kasi KPM                                                 :  Khoerudin, S.sos
-         Kayim                                                        :  Dulrohmat 

3.6.     Badan Perwakilan Desa terdiri dari 7 orang :
-   Ketua                                            :  Suparno
-   Wakil Ketua                                 :  Budi Santosa, S.Pd
-   Sekretaris                                     :  Wijianan Endahyani
-   Kabid. Pemerintahan                 :  Suwarjo
-   Kabid. Pembangunan               :  Sukirno
-   Kabid. Kemasyarakat                 :  Dulatif
-   Anggota                                        :  Sudarso

3.7.     Kelembagaan Masyakarat Desa
Lembaga Kemasyarakatan yang ada di desa pada umumnya sangat banyak karena disebabkan setiap ada program selalu harus dubentuk lembaga yang baru tanpa memanfaatkan lembaga yang sudah ada walaupun tugas dan fungsinya sama pada saat adanya program baru.  Padahal lembaga yang dibentuk terdahulu belum sepenuhnya berjalan dengan baik dan optimal sudah harus dibentuk lembaga baru untuk memenuhi persyarakatan program yang baru.  Hal ini yang lebih banyak menghambat dalam memberdayaan masyarakat.  Dengan kondisi seperti itu maka pemerintah Desa Melung mengadakan perampingan lembaga masyarakat desa.
Lembaga Kemasyarakatan Desa selain RT dan RW maka ada sekarang ini sudah berjalan cukup baik hanya saja perlu peningkatan kapasitas pengurus agar lembaga yang ada bisa dan mampu mandiri dalam mengelola lembaga tersebut.  Adapun lembaga yang ada yaitu :
-          Lembaga Pembangunan dan Kemandirian Desa (LPKD) berfungsi sebagai lembaga yang merancang dan pelaksanaan pembangunan yang menitikberatkan kepada pembangunan fisik.
-          Paguyuban PAGER GUNUNG adalah lembaga yang berkon-sentrasi dalam bidang ekonomi masyarakat dalam  kegiatan per-tanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan serta perdagangan.  Adapun kegiatan PAGER GUNUNG yang sedang dilaksanakan adalah :
1.    Pengembangan hortikultura organik
2.    Pengembangan padi organik
3.    Peternakan kambing
4.    Perdagangan hasil bumi
5.    Simpan Pinjam
-          Koordinator Ekonomi Desa (KED) merupakan lembaga bentukan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang sekarang menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MD) yang lebih berkonsentrasi pada pengelolaan Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP). Dengan kegiatan pembinaan dan pendampingan terhadap kelompok-kelompok peminjam SPP yang sekarang berjumlah 6 (enam) kelompok.


IV.         DEMOGRAFI :

4.1.    Jumlah penduduk
Penduduk desa Melung sebanyak 2107 orang terdiri dari :
-   Laki-laki                 :   1087       jiwa
           -   Perempuan            :   1020      jiwa.

4.2.    Jumlah penduduk menurut golongan usia :
Jumlah penduduk desa Melung ada pertengahan bulan Mei tahun 2008 mencapai 2107 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1087 jiwa dan perempuan sebanyak 1020 jiwa, memiliki 578 KK sehingga dalam setiap keluarga rata-rata terdiri dari 4 (empat) orang.
Tabel 1.  Jumlah Penduduk
Kelompok Umur (tahun)
Laki-laki
(jiwa)
Perempuan
(jiwa)
Jumlah
 (jiwa)
0 – 4
88
64
152
5 – 9
91
76
167
10 – 14
105
116
221
15 – 19
96
103
199
20 – 24
112
91
203
25 – 29
107
96
203
30 – 34
89
88
177
35 – 39
73
69
142
40 – 44
62
58
120
45 – 49
50
68
118
50 – 54
57
35
92
55 – 59
42
44
86
60 – 64
44
43
87
65 – 69
32
29
61
> 70
40
39
79
Jumlah
1087
1020
2107
Sumber : Database sekunder Desa Melung 2009

Ketersediaan tenaga kerja dapat dilihat dari jumlah penduduk menurut klasifikasi umur.  Kurangannya ketersediaan tenaga kerja menyebabkan tingginya anggaran pembangunan  karena harus menyediakan tenaga kerja dari luar daerah.  Namun sebaliknya apabila disuatu daerah terjadi lonjakan jumlah tenaga kerja maka akan terjadi persaingan yang kurang sehat antar pekerja, dan banyaknya angkatan kerja terpaksa keluar dari daerah untuk mendapatkan pekerjaan.  Maka pada umumnya masyarakat pedesaan lebih banyak angkatan kerja yang berusia lanjut sehingga proses pembangunan sedikit mengalami kendala, karena yang memiliki potensi dan keahlian biasanya enggan untuk tinggal di pedesaan.
Usia angkatan kerja dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu : (1)  angkatan kerja muda usia 15-24 tahun: (2) angkatan kerja sedang usia 25-54 tahun dan (3) angkatan kerja tua usia diatas 55 tahun.  Maka dari tabel diatas dapat menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja desa Melung untuk angkatan kerja muda mencapai 25,9%

4.3.    Jumlah penduduk menurut mata pencaharian :
Mata pencaharian masyarakat sangat dipengaruhi oleh dimana mereka tinggal dan hidup.  Karena Desa Melung termasuk dalam desa pinggir hutan maka sebagain besar mengandalkan hidup pada hasil pertanian dan perkebunan baik itu pertanian sawah maupun pertanian kebun.
Mata pencaharian sebagian besar adalah petani, buruh tani, penderes, serta menjadi buruh diluar desa.
Tabel 2.  Mata Pencaharian
No
Tingkat pendidikan
Jumlah (jiwa)
1
Petani
179
2
Buruh tani
896
3
PNS/TNI/POLRI
9
4
Pedagang
17
5
Pensiunan PNS/TNI/POLRI
4
6
Buruh harian lepas
278
7
Tukang
26
8
Peternak
24
9
Pengrajin gula kelapa
27
Jumlah
1481
Sumber : Database sekunder Desa Melung 2009

4.4.    Jumlah penduduk menurut pendidikan :
Tingkat pendidikan masyarakat desa Melung termasuk masih sangat rendah, karena kondisi ekonomi dan pemahaman akan pentingnya pendidikan masih kurang, angka putus sekolah dasar masih cukup tinggi pada tahun-tahun sebelumnya. 
Desa hanya memiliki satu SD Negeri belum adanya Taman Kanak-kanak atau yang sejenisnya.  Dan baru pada tahun 2002 berdiri Kelompok Bermain, serta pada tahun 2006 berdiri pula SMPN 3 Satu Atap Kedungbanteng.  Sehingga diharapkan dapat meningkatkan jenjang kelulusan masyarakat yang tadinya hanya tamat SD namun kedepan minimal masyarakat lulus pada tingkat SMP.  Sehingga program nasional pendidikan dasar 9 tahun di Desa Melung dapat tercapai 100% dan menekan angka putus sekolah pendidikan dasar.

Tabel 3.  Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Melung
No
Tingkat pendidikan
Jumlah (jiwa)
1
Tidak tamat SD
567
2
Tamatan SD
779
3
Tamatan SMP
78
4
Tamatan SMA
54
5
Tamatan D1
1
6
Tamatan D2
-
7
Tamatan D3
-
8
Tamatan S1
2
Jumlah
1481
Sumber : Database sekunder Desa Melung 2009


4.5.    Jumlah Angkatan Kerja :
Ketersediaan tenaga kerja dapat dilihat dari jumlah penduduk menurut klasifikasi umur. Kurangannya ketersediaan tenaga kerja menyebabkan tingginya anggaran pembangunan  karena harus menyediakan tenaga kerja dari luar daerah.  Namun sebaliknya apabila disuatu daerah terjadi lonjakan jumlah tenaga kerja maka akan terjadi persaingan yang kurang sehat antar pekerja, dan banyaknya angkatan kerja terpaksa keluar dari daerah untuk mendapatkan pekerjaan.  Maka pada umumnya masyarakat pedesaan lebih banyak angkatan kerja yang berusia lanjut sehingga proses pembangunan sedikit mengalami kendala, karena yang memiliki potensi dan keahlian biasanya enggan untuk tinggal di pedesaan.
Usia angkatan kerja dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu : (1)  angkatan kerja muda usia 15-24 tahun: (2) angkatan kerja sedang usia 25-54 tahun dan (3) angkatan kerja tua usia diatas 55 tahun.  Maka dari tabel diatas dapat menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja desa Melung untuk angkatan kerja muda mencapai 25,9%
-       Angkatan  Kerja muda                             :     402  orang
-       Angkatan kerja sedang                           :     852  orang
-       Angkatan kerja tua                                   :     227  orang +
                                Jumlah                        :   1481 orang

4.6.    Kesejahteraan Penduduk :
1.    Jumlah Kepala Keluarga                        :   540 KK
2.    Keluarga Pra Sejahtera               :   372 KK
3.    Keluarga Sejahtera I                    :    79 KK
4.    Keluarga Sejahtera II                   :    52 KK
5.    Keluarga Sejahtera III                  :    37 KK

4.7.    Type Rumah penduduk :
   1.   Rumah type A                :    15 rumah
                        2.   Rumah type B                :  367 rumah
                        3.   Rumah type C                :  110 rumah.

4.8.    Tingkat Kesejahteraan Masyarakat (dalam KK-Jiwa)
  
RW I
RW II
RW III
RW IV
Jumlah
KK
Jiwa
KK
Jiwa
KK
Jiwa
KK
Jiwa
KK
Jiwa
RTM
114
451
121
470
92
366
76
331
403
1618
RTS
22
152
22
164
27
128
9
45
80
489
RTK
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Jumlah
136
603
143
634
119
494
85
376
483
2107












            Sumber:  KPMD Desa Melung 2009
                Keterangan :  RTM = Rumah Tangga Miskin
                                        RTS = Rumah Tangga Sedang
                                       RTK = Rumah Tangga Kaya

V.           KEADAAN POTENSI DAN TINGKAT PERKEMBANGAN DESA :

5.1.    Potensi Desa                           : Tinggi / Sedang / Kurang
5.2.    Tingkat Perkembangan         : Swasembada / Swakarsa / Tertinggal

5.3.    Jenis Komoditas Pertanian dan Perdagangan
Jenis
Produksi/Th
Harga di desa/Kel
Harga Pasar
Padi
  428,75  Ton
   2.000  Rp/Kg
  2.400  Rp/Kg
Jagung
       0,50 Ton
      850  Rp/Kg
  1.200  Rp/Kg
Sayur mayur
       1,15 Ton
   2.500. Rp/Kg
  4.000  Rp/Kg
Kopi
       2,10 Ton
14.500   Rp/Kg
22.500  Rp/Kg
Pete
       6,70 Ton 
15.000   Rp/Kg
25.000  Rp/Kg


5.4.    Jenis Alat Angkut Umum dan Barang
Jenis
Tujuan
Ongkos
Jarak / Waktu
Kendaraan Truk
Pasar/Kecamatan
Rp.   3.000,-
  8 km  / 15 menit
Sepeda Motor
Pasar/Kecamatan
Rp. 10.000,-
  8 km  / 15 menit
Ojek
Pasar/Kecamatan
Rp. 15.000,-
  8 km  / 15 menit
Angkutan umum
Pasar Wage - Melung
Rp.   7.000,-
15 km  / 30 menit


5.5.    Jenis Bahan bangunan/ hasil galian C yang ada di desa per  tahun
Jenis
Jumlah
Harga di lokasi
Alat angkut
Jarak ke Lok.Keg.
Ongkos angkut
1. Split
         … m3
Rp. .……..
Kendaraan/ Truk
  m
Rp. ……..
2. Batu Belah
       750 m3
Rp.     85.000
Kendaraan / Truk
75 - 250 m
Rp. 100.000
3. Pasir pasang
          … m3
Rp. ……...
Kendaraan / Truk
m
Rp. ……….
4. Sirtu/Sirug
          ... m3
Rp. ………
Kendaraan / Truk
m
Rp. ……….
5. Kayu Bakar
      850 m3
Rp.      45.000
Kendaraan / Truk
100-1500 m
Rp.   75.000
6.   Kayu
Glondiongan
  1.200 m3
Rp.    450.000 
Kendaraan / Truk
10-1500 m
Rp.  150.000 
6.   Bambu
  1.000 btg
Rp.         5.000
Kendaraan / Truk
2000 m
Rp. 150.000
6.   Pupuk kandang
25.000 ton
Rp. 2. 500.000
Kendaraan / Truk
1500 m
Rp. 150.000

                                                                                               
5.6.    Industri Kecil :
-          Pemilik usaha kerajinan                       : 59  Orang
-          Pemilik industri rumah tangga                        : 59  Orang
-          Buruh industri kecil                               :   -   Orang
5.7.    Perikanan :
-          Pemilik kolam ikan        : 77  Orang
-          Buruh perikanan                       :   -   Orang    
5.8.    Pemilikan Ternak
Penduduk desa Melung hampir 80% memelihara ternak kambing, baik kambing jawa randu maupun kambing kacang
Tabel 5.  Populasi Ternak
No
Kepemilikan Ternak
Jumlah (ekor)
1
Sapi
28
2
Kambing
876
3
Itik
34
4
Ayam
864
5
Kelinci
26
Jumlah populasi
1828
        Sumber : Database sekunder Desa Melung 2008

5.9.    Pola Penggunaan Lahan
Tabel 4.  Pola Penggunaan Lahan Masyarakat
No
Penggunaan lahan
Jumlah (Ha)
1
Persawahan
61,250
2
Pemukiman
87,450
3
Pekarangan
131,409
4
Perikanan
0,840
5
Hutan negara
318,190
6
Pendidikan
   0,420
7
Perkantoran
   0,110
8
Lapangan
    0,210
Jumlah
593,879
        Sumber : Database sekunder Desa Melung 2009


VI.         KESEHATAN MASYARAKAT :

6.1.        Kesehatan Bayi dan Balita
a.  Jumlah bayi                     =   40 orang
b.  Jumlah Balita                  = 132 orang

6.2.        Status Gizi Bayi dan Balita :
-       Balita ditimbang                                     =  132  orang
-       Bayi/Balita kurang berat badan           =      9  orang
-       Bayi/balita bergizi buruk                       =      4  orang
-       Bayi/Balita bergizi kurang                    =      5  orang
-       Bayi/Balita bergizi baik                         =  159  orang
-       Pemberian makanan tambahan         =    51  orang

6.3.        Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis :
-       Bidan                   =  1 orang
-       Dukun Bayi         =  2 orang.

6.4.        Keluarga Berencana
-       Jumlah PUS                              : 121 Orang
-       Jumlah anggota akseptor         :   75 Orang

6.5.        Prasarana Kesehatan
-       Jumlah Posyandu                                 :   4  buah     
-       Jumlah Polindes            / PKD                         :   1  buah
-       Jumlah Puskesmas pembantu                       :   -  buah

6.6.        Tenaga Kesehatan
-       Kader Kesehatan Desa                        :   3   Orang
-       Perawat                                       :   -   Orang
-       Bidan / Bidan Desa                   :   1   Orang
-       Mantri Kesehatan                      :   -   Orang
-       Dokter                                         :   -   Orang

6.7.        Kesehatan Lingkungan
-       Jumlah rumah memiliki sumur                        :       0 unit
-       Jumlah rumah memiliki kamar mandi                        :  303  unit
-       Jumlah rumah memiliki WC                            :  175  unit
-       Jumlah rumah memiliki SPAL                         :     0   unit

VII.        INVENTARISASI PRASARANA DESA

Sarana dan prasarana merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembangunan wilayah guna peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat.  Untuk sarana dan prasarana jalan desa Melung sudah cukup baik sebagai prasarana perhubungan jalan, ditambah sekarang ini sudah ada sarana transportasi angkutan. 
Untuk sarana dan prasarana bidang pendidikan di Desa Melung sudah memiliki 1 (satu) unit Sekolah Dasar hanya saja belum adanya parasarana ruang perpustakaan dan buku-bukunya, sedangkan SMP sudah ada dengan adanya program SD-SMP Satu Atap namun baru memiliki 4 ruang kelas dan 1 ruang guru sehingga masih kurang dan SMP Negeri, namun untuk prasarana ruang kelas baru pada tahun mendatang masih kurang, ditambah belum adanya perpustakaan dan ruang laboratorium yang lainnya masih banyak kekurangan terutama masalah balai desa yang sudah rusak, lapangan sepak bola yang tidak memenuhi standar, sarana air bersih, bendungan dan irigasi yang sampai saat ini masih bersifat irigasi setengah teknis.

1.         Prasarana Produksi
a.     Dam/ Bendungan                                       :   1 buah
b.     Talang Air Beton                                         :   -  buah
c.      Gorong – gorong                                         : 24 buah
d.     Saluran Sekunder                                      :   1 buah
e.     Saluran Tersier                                            :   -  buah
f.       Sarana Air Bersih                                        :   3 buah

2.         Prasarana Perhubungan
a.     Jalan Aspal                                                  :   8,20  km
b.     Jalan Perkerasan                                        :   8,00  km
c.      Jalan Tanah                                                 : 12,45  km
d.     Jembatan Plat Beton                                  :   0,25  km
e.     Jembatan Plat Kayu                                   :        -   km
f.       Jembatan bambu                                        :   0,02  km

3.         Prasarana Pemasaran
a.    Kios                                                                :       -       buah
b.    Warung                                                         :   17         buah
c.    Toko                                                               :     8         buah
d.    Retail/ Toko Distribusi                                :       -        buah

4.         Prasarana Sosial
a.     Balai Desa                                                    :        -          unit
b.     Kantor Desa                                                 :       1          unit
c.      Balai Pertemuan                                         :       1          unit
d.     Pos Kamling                                                 :       6           unit
e.     TK                                                                   :       1           unit
f.       SD                                                                  :       1          unit
g.     SLTP                                                              :       1          unit
h.     SLTA                                                              :        -           unit
i.       Perguruan  Tinggi                                       :        -           unit
j.       Mushola                                                        :       8           unit
k.      Masjid                                                            :       3           unit
l.       Polindes                                                        :       1           unit
m.    Posyandu                                                     :        -           pos
n.     Lapangan Sepakbola                                 :       1           unit
o.     Lapangan Voli                                             :       1           unit
p.     Lapangan Bulutangkis                              :        -           unit


Kepala Desa Melung


     A.BUDI SATRIO


Masalah-masalah desa dan hutan

No
Masalah Desa
Masalah Hutan

1.       Tingkat pendidikan yang masih rendah
2.       Tingkat Ekonomi yang rendah 
3.       Belum adanya sarana irigasi yang memadai
4.       Banyaknya pemuda yang keluar desa mengadu nasib di kota-kota besar.
5.       Minat generasi penurus terhadap pertanian semakin rendah.
6.       Sumber daya alam yag belum digarap secara optimal.
A.  Hutan Perum PERHUTANI :
1.         Bibit tanaman kurang (damar, duren,  alpokat, petai, manggis, kemiri, pucung, pala, albasia wuru,dll).
2.         Informasi/ aturan yang ada selama ini tidak jelas. Aturan –aturan tersebut seperti; jarak tanam, bagi hasil, jenis tanaman pokok masyarakat, perilaku oknum.
3.         Kegiatan yang ada di hutan jarang diinformasikan kepada masyarakat sekitar.

B.   Hutan Rakyat :
1.       Masyarakat tidak mengetahui prosedur perijinan penjualan kayu mahoni, pinus yang ditanam dilahan milik.
2.       Bibit tanaman kurang.
3.       Kurangnya ketrampilan dalam pengolahan hasil (pasca panen).