TENTANG KAMI

Sebagai masyarakat yang keberadaanya di tepi hutan bisa dikatakan ibarat orang makan buah simalakama.  Manakala terjadi kerusakaan hutan  sudah pasti  warga sekitar pinggir hutanlah yang disalahkan atas kerusakan hutan tersebut.  Padahal kalau kita mau mengevaluasi secara bersama-sama antara masyarakat pinggir hutan dan pihak-pihak terkait disitu akan tergambar dengan jelas sebenarnya siapa pelaku atas kerusakan-kerusakaan hutan di negara kita.

Justru pada saat hasil evaluasi digelar di situ akan muncul betapa sangat besar kontribusi masyarakat pinggir hutan, yang mana sering kali dianggap sebagai penyebab utama atas kerusakaan hutan.  Melihat kenyataan yang ada sekarang kami sebagai masyarakat pinggir hutan merasa prihatin terhadap keberadaan hutan dan tak tahu harus bagaimana.

Berangkat dari rasa keprihatinan dan rasa tanggung jawab agar minimal hutan yang ada sekarang juga masih bisa dinikmati oleh anak cucu kita kelak dikemudian hari sebagian masyarakat mempunyai inisiatif mereboisasi hutan yang gundul dengan tanaman masyarakat.

Dengan harapan menjadikan lahan yang tadinya gundul menjadi hijau kembali dan adanya peningkatan sumber penghasilan. Lambat laun kelompok yang mempunyai kesadaran untuk mereboisasi hutan bertambah banyak.  Merasa perlu sehingga pada tanggal 3 februari 2005 kami sepakat untuk membuat wadah kelompok tersebut.  Wadah tersebut kami beri nama Paguyuban Gerakan Rakyat Gunung yang kami singkat menjadi PAGER GUNUNG.

Kondisi Pager Gunung sebagai sebuah kelompok yang berada di Desa Melung yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai buruh tani yang dengan penghasilan tidak dapat untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Untuk mengatasi permasalah tersebut perlu adanya penyelesaian yang bersifat local dan komprehensif.   Salah satu alternatinya adalah pemberdayaan masyarakat yang berbasis sumber daya lokal untuk meningkatkan kesejahteraan anggota.